Minggu, 22 April 2012

Kilatan Pedang Tuhan

Judul: Kilatan Pedang Tuhan. Sebuah Novel tentang Perang Salib 
Penulis: Kamran Pasha
ISBN:978-979-024-256-2
Ukuran: 15 x 23 cm
Halaman: 580 h./ Imperia

Dari penulis Humaira, Ibunda Orang Beriman, datanglah kisah epik mengenai Perang Salib, di mana sejumlah sosok paling terkenal dalam dunia Islam dan Kristen bertemu di medan perang.

Konon, Tuhan menyukai ironi. Yerusalem yang bermakna perdamaian adalah tanah yang penuh pertumpahan darah. Tapi, Sultan Shalahudin ibn Ayyub mencoba mengatasi ironi itu. Terbukti, di bawah pemerintahannya Yerusalem kembali menjelma menjadi tanah perdamaian dan persemaian kekeluargaan antara Islam, Yahudi, dan Kristen.

Sampai kemudian, datang pasukan Richard si Hati Singa. Saat itulah takdir mempertemukan Shalahuddin dan Richard dalam konflik yang masih bergaung hingga hari ini: Perang Salib Ketiga. Dan, di tengah-tengah perang yang brutal dan mengerikan itu, Shalahuddin menemukan kenyamanan cinta di pelukan Maryam, seorang wanita Yahudi ayu nan elok namun memiliki masa lalu yang tragis. Tetapi saat Raja Richard menangkap Maryam, kedua pria yang paling berkuasa di permukaan bumi harus berhadapan dalam pertarungan pribadi yang akan menentukan masa depan wanita yang sama-sama mereka cintai—serta masa depan peradaban dunia.

Berhasilkah Shalahuddin mengatasi ironi itu, atau malah terjerembab ke dalamnya? 


Diramu dari berbagai fakta dan data sejarah otoritatif serta dihadirkan dengan plot yang bernas dan dialog-dialog cerdas, Kilatan Pedang Tuhan adalah cerita luar biasa yang akan terpatri di dalam sanubari pembacanya cukup lama setelah menutup halaman terakhir buku ini.

Pujian:

 "Sebuah kisah penuh aksi yang mencekam, Kilatan Pedang Tuhan melontarkan kita ke dalam Perang Salib, membuat masa-masa itu terlihat baru, lebih dalam dan memukau. Kamran Pasha adalah sebuah suara baru yang merdu dalam dunia fiksi sejarah." —Steven Pressfield, penulis buku laris Gates of Fire

"Lupakan semua bayangan tentang Perang Salib yang Anda ketahui. Dalam kisah yang diolah dengan sangat luar biasa ini, Kamran Pasha menggambarkan sisi lain dari peperangan legendaris dengan sajian yang sesuai dengan zaman sekarang. Visi tidak terduganya akan Shalahuddin yang karismatik, Richard si Hati Singa yang tersiksa, dan wanita angkuh yang muncul di antara mereka disajikan dengan membara, disepuh dengan lika-liku yang teperinci, dan diseduh oleh darah dan gemuruhnya dua agama yang saling bertentangan, berlomba untuk menguasai tanah yang terkungkung. Pasha menggambarkan semua itu dengan dahsyat dari awal hingga akhir!" —C. W. Gortner, penulis The Last Queen dan The Confessions of Catherine de Medici

Tidak ada komentar:

Posting Komentar