Sabtu, 31 Maret 2012

The Intelligent Investor Kitab Suci Dalam Berinvestasi


The Intelligent Investor Kitab Suci Dalam Berinvestasi
Penulis: Benjamin Graham
Review: nilai
Terbit : September 2007
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
ISBN: 978-979-12xxx
Halaman: 748 / HVS
Sinopsis:
An Instant Wall Street Journal Bestseller.
Inilah edisi revisi dari buku yang tak lekang oleh waktu. Diterbitkan pertama kali tahun 1949, buku ini justru semakin diakui sebagai “kitab suci” investasi. Jutaan orang dari seluruh dunia telah membacanya. Puluhan tahun perkembangan pasar pun telah membuktikan keampuhan strategi di buku ini.
Komentar luas dari Jason Zweig membuat karya klasik ini dapat Anda nikmati seiring perubahan sarana investasi dan aktivitas pasar terkini. Zweig menghubungkan prinsip-prinsip Graham dengan berbagai kejadian penting dalam dunia keuangan masa kini. Hasilnya, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa prinsip-prinsip Graham nyaris selalu terbukti benar.

Perubahan Sosial di Yogyakarta


Judul: Perubahan Sosial di Yogyakarta
Penulis : Selo Sumardjan
Cetakan : Januari 2009
Tebal : 544 hlm
Ukuran : 14 x 21 cm
Harga: Rp. 80.000,00
Status: NFS
Deskripsi:
Buku ini adalah karya klasik dari Selo Soemardjan yang mendapat gelar sebagai “Ilmuwan Sosiologi Utama” di Indonesia. Ia mengupas perubahan sosial dan politik yang revolusioner di Yogyakarta akibat pergantian kekuasaan dari Pemerintah Hindia Belanda, kemudian Militeristik Jepang dan akhirnya Republik Indonesia. Sebagai karya yang ditulis oleh orang yang lahir, besar dan tinggal di Yogyakarta serta mengalami sendiri peristiwa-peristiwa itu membuat karyanya ini bukan saja menunjukkan sebuah kualitas kesarjanaan yang prima, tetapi juga perkisahan orang dalam yang piawai dan menukik bergaya tukang cerita (a storyteller). Secara jelas digambarkan perubahan yang berkenaan dengan administrasi pemerintahan, partai politik, pertanian-perkebunan rakyat, perkembangan teknologi, perkembangan pendidikan, kemunculan perusahaan asing dan akhirnya bagaimana semua itu merubah mentalitas masyarakat Yogyakarta dari introvert ke ekstropert, terutama sekali setelah kota kerajaan itu menjadi Ibukota Republik Indonesia pada 1946 – 1949.
“Buku memukau “Bapak Sosiologi” Indonesia yang melahirkan sejumlah hipotesa atau suatu ulasan teori yang bersifat umum tentang sifat perubahan sosial.” Harsya W. Bachtiar (Sosiolog)

Bumi Manusia

Bumi Manusia

Judul: Bumi Manusia
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Edisi : Soft Cover
ISBN : 9799731232
ISBN-13 : 9789799731234
Tgl Penerbitan : 2005-00-00
Bahasa : Indonesia
Halaman : 538
*******
Sinopsis Buku:
Roman Tetralogi Buru mengambil latar belakang dan cikal bakal nation Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia modern.
Roman bagian pertama; Bumi Manusia, sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban.

Ronggeng Dukuh Paruk

Ronggeng Dukuh Paruk

Judul: Ronggeng Dukuh Paruk
ISBN: / EAN 9792201963 / 9789792201963
Pengarang:  Ahmad Tohari
Penerbit:   Gramedia Pustaka Utama  (GPU)
Tanggal Terbit:  13 Februari 2003
Status: NFS
*****

SINOPSIS
Semangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru, menggantikan ronggeng terakhir yang mati dua belas tahun yang lalu. Bagi pendukuhan yang kecil, miskin, terpencil, dan bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang. Tanpanya, dukuh itu merasa kehilangan jati diri.

Dengan segera Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi. Cantik dan menggoda. Semua ingin pernah bersama ronggeng itu. Dari kaula biasa hingga pejabat-pejabat desa maupun kabupaten. Namun malapetaka politik tahun 1965 membuat dukuh tersebut hancur, baik secara fisik maupun mental. Karena kebodohannya, mereka terbawa arus dan divonis sebagai manusia-manusia yang telah mengguncangkan negara ini. Pedukuhan itu dibakar. Ronggeng beserta para penabuh calungnya ditahan. Hanya karena kecantikannyalah Srintil tidak diperlakukan semena-mena oleh para penguasa di penjara itu.

Namun pengalaman pahit sebagai tahanan politik membuat Srintil sadar akan harkatnya sebagai manusia. Karena itu setelah bebas, ia berniat memperbaiki citra dirinya. Ia tak ingin lagi melayani lelaki mana pun. Ia ingin menjadi wanita somahan. Dan ketika Bajus muncul dalam hidupnya, sepercik harapan timbul, harapan yang makin lama makin membuncah. Tapi, ternyata Srintil kembali terempas, kali ini bahkan membuat jiwanya hancur berantakan, tanpa harkat secuil pun…

****

Resensi:
Tragedi Dukuh Paruk 
BAGJA HIDAYAT

Catatan Pinggir 1

Catatan Pinggir 1


Judul: Catatan Pinggir 1
Penulis: Goenawan Muhammad
Kategori: Politik Dan Hukum
Thn Terbit: 1982
Bahasa: Indonesia
ISBN: am101066
Cover: Soft Cover
Halaman: 625
Dimensi(LxP): 21 x 14.5

****
Sinopsis:
Untuk Majalah Tempo, tiap minggu Goenawan Mohamad menulis "Catatan Pinggir". 

Rubrik "Catatan Pinggir" sebagai semacam komentar, tapi juga semacam gumam, seperti kalau kita berbicara sendiri atau mencoret-coretkan kalimat di kertas kosong di tengah suara orang ramai. Atau semacam marginalia: catatan-catatan yang kita torehkan di tepi halaman buku yang sedang kita baca. Dari situlah nama "Catatan Pinggir" sebenarnya ditemukan: percikan pikiran pendek dan cepat di antara lalu lintas ide dan peristiwa-peristiwa.

Seri Gajah Mada: Gajah Mada 1


Seri Gajah Mada: Gajah Mada 1
Penulis: Langit Kresna Hariadi
Penerbit: Tiga Serangkai Solo
Cetakan #4: 2006
Tebal: 582 hal + x
Gajah Mada telah mendapat informasi penting tentang akan adanya makar. Telik sandi tak dikenal terus menyalurkan beberapa keterangan penting dengan menggunakan kata sendi hingga Gajah Mada dan pasukan Bhayangkaranya yang hanya berjumlah tak lebih dari dua puluh orang, berhasil menyelamatkan Raja yang terus diburu. Gajah Mada harus menyelamatkan Jayanegara hingga ke Bedander (Bojonegoro). Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara selanjutnya menyerang balik dan berhasil mengjungkalkan Ra Kuti dari dhampar yang bukan haknya
Resensi:
“Misteri di Balik Pemberontakan Ra Kuti”
oleh: 
Bahtiar HS
Lintang kemukus beberapa kali muncul di langit Majapahit. Dan kini, kabut
tebal seperti menyelimuti segenap sudut kotaraja Wilwatikta. Orang-orang
bertanya, peristiwa besar apa yang akan terjadi esok hari? Ingatan mereka
melayang pada pertempuran Ken Arok dari Tumapel dengan Kertajaya dari
kerajaan Kediri. Kertajaya tumpas. Juga ketika Singasari, kerajaan yang
dengan susah-payah dibangun Ken Arok dihancurkan oleh Jayakatwang dari
Kediri. Kertanegara, raja Singasari saat itu pun, tapis. Juga hal serupa
terjadi ketika malam menjelang kematian Ken Dedes, seorang permaisuri
Tumapel dan Singasari yang dari rahimnya dilahirkan raja-raja Jawa.

Pengakuan Pariyem

Pengakuan Pariyem

Judul: Pengakuan Pariyem
ISBN / EAN 9789799101846 / 9789799101846
Penulis:  Linus Suryadi
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tanggal Terbit:  01 Juni 2009

*****
SINOPSIS
Kumpulan prosa karya Linus Suryadi ini sebagai karya puncak lewat Pariyem, seorang babu asal Wonosari, Gunung Kidul. Dalam karya ini, Linus -sebagai seorang kejawen- membeberkan beragam segi kebudayaan Jawa: dari soal doa sampai dosa, dari soal falsafah hidup sampai sex, dari soal wayang sampai sikap kebangsawanan.
Semua termaktub dalam prosa tanpa kehilangan rasa humor dan wajar. Bahkan soal sex, Linus dengan berani menggambarkan agak telanjang, namun tidak terjebak dalam kevulgaran. Sopan, rapih, indah dan cerdas. Sebuah karya yang mengagumkan.

*****
Resensi: 
Merindukan seorang pariyem 
Subagio Sastrowardoyo 

PENGAKUAN Pariyem penuh dengan istilah Jawa. Bagi pengamat kesusastraan Indonesia percampuran dengan bahasa daerah itu sudah nampak biasa, karena telah dipersiapkan oleh karya lain, oleh pengarang-pengarang sebelumnya. Sajak Darmanto Yatman dan lakon Akhudiat tidak sedikit menggunakan kata dan ucapan Jawa. Gubahan cerita Nyai Dasima oleh S.M. Ardan mengandung omongan khas Jakarta. Sedang dalam roman terkenal Atheis Achdiat Karta Mihardja bermunculan dengan amat kerapnya kata-kata Sunda. 

Burung-Burung Manyar


Burung-Burung Manyar
Penulis : Y. B. Mangunwijaya
Penerbit : Djambatan
Tebal : 320 halaman
PRESTASI: Meraih SOUTH EAST ASIA WRITE AWARD 1983
*****
SINOPSIS
Ditulis oleh Pastur karismatik YB. Mangunwijaya, Burung-burung Manyar adalah roman yang berkisah tentang kehidupan manusia yang terlibat dalam peperangan, baik fisik maupun batin. Telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, diantaranya Inggris dan Belanda, roman ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari para kritikus sastra, dan mengukuhkan Romo Mangun sebagai salah satu novelis Indonesia yang dikenang sepanjang masa. Di kancah internasional, novel ini memenangi penghargaan South East Asia Write Award 1983.
“Pengarang Burung-burung Manyar ini memperlihatkan pengetahuan dan pengalaman yang banyak serta pengetahuan tentang manusia yang mendalam. Nadanya di sana-sini humoristis, kadang-kadang tajam mengiris. Bahasanya segar dan gurih, ngelothok, kontemporer. Isinya penuh pengalaman dahsyat, keras dan kasar, namun juga romantik penuh kelembutan dan kemesraan.”—HB. Jassin, Paus Sastra Indonesia
“Sastra besar selalu menghimbau angan-angan kita untuk bergerak dengan leluasa di dalam ruang jagatnya. Untuk menemukan makna bagi kehidupan kita sendiri. Dan Burung-burung Manyar telah sanggup memberikan makna itu.”—Subagio Sastrowardoyo, sastrawan

Gerakan 30 September

Gerakan 30 September

Judul: Gerakan 30 September
No.: ISBN 9789797095246
Penulis: Julius Pour
Penerbit: Kompas
Tanggal terbit: September – 2010
Jumlah: Halaman 528
Jenis: Cover Soft Cover
Text: Bahasa Indonesia
Status: NFS
******
SINOPSIS BUKU – Gerakan 30 September
Berapa jumlah korban tewas? Menurut Fact Finding Commision di bawah pimpinan Mayjen Dr Soemarno sekitar 80.000 orang. Namun Komandan RPKAD Kolonel (Inf) Sarwo Edhie Wibowo memberikan taksiran tiga juta orang. “Bunuh aku,” perintah Kolonel (Inf) Abdul Latief, Komandan Brigif I/ Djaja Sakti, ketika disergap. Tempurung kaki kirinya ditembak, paha kanannya ditusuk bayonet tetapi dia baru diajukan ke Mahmilti 15 tahun kemudian.
“Kita sudah kalah,” keluh Brigjen Soepardjo, Panglima Komando Tempur Mandau, sambil terduduk di lantai, begitu mendengar Presiden Soekarno mengeluarkan perintah cease fire pada Jumat sore 1 Oktober 1965. Letkol (Inf) Untung Sjamsuri, Komandan G30S, menulis surat permintaan maaf, mendengar anak buahnya tanpa sengaja telah menembak mati seorang anggota Polri.
Demikian sederetan catatan Julius Pour ketika menyusun kembali jigsaw puzzle mengenai sebuah peristiwa dahsyat yang berlangsung 45 tahun lalu. Diawali dengan Malam Jahanam berupa penculikan terhadap sejumlah Jenderal Angkatan Darat, dilanjutkan dengan pembunuhan. Riak ombak kecil tersebut ternyata merupakan awal gelombang raksasa yang akhirnya melanda seluruh penjuru Indonesia. Menumbangkan pemerintahan Orde Lama sekaligus memunculkan Orde Baru.

Harta bumi Indonesia: biografi J.A. Katili

Harta bumi Indonesia: biografi J.A. Katili

Judul:  Harta bumi Indonesia: biografi J.A. Katili
Penulis:  Amanda Katili Ph.D dkk
ISBN: 9797598152, 9789797598150
Tebal: 421 halaman
Status: NFS
Berguru pada pengalaman tokoh ilmu kebumian bagi masyarakat bangsa dan negara Republik Indonesia sungguh melimpah berkatnya. Keindahan dan kekayaan alam Nusantara begitu menyatu erat dengan pribadi dan keberhasilan J.A. Katili, 78 tahun menafasi hari-hari panjang hidupnya dengan mengembalikan energi positif untuk Tanah Air. Meski bermula dari manusia biasa, profil tokoh yang mumpuni dengan rendah hati tetap memaknai kesuksesannya kembali pada fitrah yang mempertanyakan, “Indonesia diberi Tuhan kekayaan begitu banyak, tetapi apa yang bisa saya lakukan?” Oleh karena itu, kaum muda Indonesia layak dan sepantasnya menggali kekayaan ilmu dan pengetahuan dari seorang tokoh nasional yang mumpuni.

My Name is Red – Namaku Merah Kirmizi

My Name is Red – Namaku Merah Kirmizi


Judul: My Name is Red – Namaku Merah Kirmizi
Penulis: Orhan Pamuk
ISBN : 9791112401
Rilis : 2006
Halaman : 726
Penerbit : Serambi
Bahasa : Indonesia
Status: NFS

******
Sinopsis

Sebuah misteri pembunuhan yang menegangkan … sebuah perenungan mendalam tentang cinta dan kegigihan artistik … Namaku Merah Kirmizi bermula di Istanbul simbol tonggak kejayaan-Islam yang terakhir di ujung abad keenam belas, saat Sultan secara diam-diam menugaskan pembuatan sebuah buku tak biasa untuk merayakan kejayaannya, yang dihiasi ilustrasi para seniman terkemuka saat itu. Ketika seorang seniman dibunuh secara misterius, seorang lelaki muram dengan masa silam sekelam namanya ditugasi untuk mengungkap misteri pembunuhan yang pada akhirnya menguak jejak benturan peradaban Timur dan Barat dua cara pandang dunia yang berbeda, berkaitan dengan kebudayaan, sejarah, dan identitas yang memicu konflik tak berkesudahan. Melalui karya cemerlang ini, yang diramu dengan intrik seni dan politik, dongeng-dongeng klasik, serta kisah cinta bercabang yang getir, Orhan Pamuk pemenang Hadiah Nobel Sastra mengukuhkan dirinya sebagai salah satu novelis terbaik dunia saat ini. Novel ini paling tidak telah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa dan memenangkan sejumlah hadiah sastra internasional terkemuka, antara lain Prix du Meilleur Livre Etranger 2002 (Prancis), Premio Grinzane Cavour 2002 (Italia), dan International IMPAC Dublin Literary Award 2003 (Irlandia) Bintang baru telah terbit di Timur: Orhan Pamuk. New York Times. Wonderful. Spectator. Magnificent. Observer. Unforgettable Guardian. Penulis novel Turki yang paling terkemuka dan salah seorang tokoh sastra yang paling menarik … Seorang pendongeng kelas satu. Times Literary Supplement

*******
Resensi:
Masterpiece Sastra Rekonsiliasi
Yudhiarma

Meski hanya kisah fiksi, buku ini seolah-olah menguak akar tesis Samuel P Huntington tentang potensi “benturan antarperadaban”. Ramalan guru besar ilmu politik Universitas Harvard ini-bahwa masa depan dunia pasca Perang Dingin diwarnai konflik kebudayaan Barat-Timur-kian dipertegas Orhan Pamuk dengan mendeskripsikannya dalam novel ber-setting abad ke-XVI. Kisah yang banyak mengandung renungan filsafat ini mengangkat cerita era Dinasti Ottoman (Utsmaniyyah) yang menjadi episode pamungkas kejayaan imperium Islam di Turki.

Dibawah Bendera Revolusi

Dibawah Bendera Revolusi


Judul: Dibawah Bendera Revolusi
Penulis: Ir. Sukarno
Kategori: Sejarah
Tahun Terbit: 1965
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp 750.000,00 (satu set 2 jilid)
Status: NFS


****
Resensi:
Gugatan dari Kaleng Rombeng
BAGI Soekarno, kaleng rombeng berbau pesing adalah alat buang hajat sekaligus sarana menuangkan pikiran. Di penjara Banceuy, Bandung, 1930, tiap malam lelaki itu menjadikan kaleng itu sebagai meja sekaligus tadah buang hajat. Jika pagi tiba, ketika ia diizinkan meninggalkan sel, dibawanya kaleng itu ke kamar mandi untuk dibersihkan. Setelah itu, dengan dilapisi beberapa lembar kertas, ia pakai lagi sebagai meja untuk menulis.
Hampir setahun di Banceuy, berlembar-lembar tulisan lahir di atas kaleng pesing itu. Salah satunya adalah pembelaan yang kemudian disebut “Indonesia Menggugat”.

Jumat, 30 Maret 2012

Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih


Judul Buku : Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih
Penulis : Umar Kayam
Pengantar : Mohamad Sobary
Penerbit : Grafiti, Jakarta, cet. 1, 1997
Tebal : 434 hlm.
Ukuran : 14,5 cm x 20,8 cm
Harga: Rp 80.000,00
Status : NFS
***
Sinopsis:
Bagian ketiga dari kumpulan “Mangan Ora Mangan Kumpul”, esai-esai khas dan tipikal dari Umar Kayam, cendikiawan, cerpenis, dan budayawan terkemuka Indonesia.
***

Kamis, 29 Maret 2012

Catatan Seorang Demonstran

Judul: CATATAN SEORANG DEMONSTRANPenulis: Soe Hok Gie
Penerbit: LP3ES, Jakarta, 1993,
Tebal: 454 halaman.
Harga : Rp. 115.000,00
Status: NFS

******
Sinopsis:‘Catatan Seorang Demonstran’ Sebuah buku tentang pergolakan pemikiran seorang pemuda, Soe Hok Gie. Dengan detail menunjukkan luasnya minat Gie, mulai dari persoalan sosial polotik Indonesia modern, hingga masalah kecil hubungan manusia dengan hewan peliharaan. Gie adalah seorang anak muda yang dengan setia mencatat perbincangan terbuka dengan dirinya sendiri, membawa kita pada berbagai kontradiksi dalam dirinya, dengan kekuatan bahasa yang mirip dengan saat membaca karya sastra Mochtar Lubis.

“Gie”, banyak menulis kritik-kritik yang keras di koran-koran, bahkan kadang dengan menyebut nama. Dia pernah mendapat surat kaleng yang memaki-maki dia ” Cina yang tidak tahu diri, sebaiknya pulang ke negerimu saja”. Ibunya pun sering khawatir karena langkah-langkah “Gie” hanya menambah musuh saja.
“Soe Hok Gie” bukanlah stereotipe tokoh panutan atau pahlawan yang kita kenal di negeri ini. Ia adalah pecinta kalangan yang terkalahkan dan mungkin ia ingin tetap bertahan menjadi pahlawan yang terkalahkan, dan ia mati muda.

Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia: Pembentukan dan Konsolidasi Orde Baru 1966-1974

Judul: Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia: Pembentukan dan Konsolidasi Orde Baru 1966-1974
Penulis: François Raillon, Nasir Tamara (Penerjemah)
Halaman:  361 pages
Penerbit: LP3ES, Desember 1985
Bahasa: Indonesia
Judul Asli: Les étudiants indonésiens et l’Ordre Nouveau: Politique et idéologie du Mahasiswa Indonesia (1966-1974)
Status: NFS

*****
Resensi:
POLITIK DAN MAHASISWA, PERSPEKTIF DAN KECENDRUNGAN MASA KINI

Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia adalah sebuah buku yang berlatar belakang pada masa awal orde baru. Buku ini menyoroti mengenai pembentukan orde baru pada masa-masa awal ditinjau dari sisi sebuah media massa bernama Mahasiswa Indonesia yang hadir dalam kurun waktu 1966-1974. Penulisnya adalah Francois Raillon, seorang staf peneliti pada Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (CNRS). Francois Raillon menggunakan sumber kebanyakan berasal dari koran Mahasiswa Indonesia itu sendiri, ia setidaknya telah meneliti hampir 8000 artikel dari mingguan Mahasiswa Indonesia. Selain dari mingguan Mahasiswa Indonesia itu sendiri, Francois Raillon juga menggunakan buku-buku penunjang seperti The Army and Politics in Indonesia (Harold Crouch), Analisa Lengkap dan Latarbelakang Peristiwa 15 Januari 1974 (Arifin Marzuki), The Smiling General: President Soeharto of Indonesia (O.G. Roeder), Angkatan 66: Sebuah Catatan Harian Mahasiswa (Yozar Anwar), dan lainnya.

Rabu, 28 Maret 2012

Sugih Tanpa Banda

Sugih Tanpa Banda
Mangan Ora Mangan Kumpul 2 

Judul: Mangan Ora Mangan Kumpul 2: Sugih Tanpa Banda
Penulis:  Umar Kayam
Edisi: Pertama
Penerbit:  Pustaka Utama Grafiti, 1994
Tebal:  428 halaman
Harga: Rp 80.000,00
Status: NFS
***
Sinopsis:
Ingat Mangan Ora Mangan Kumpul, Sketsa-Sketsa Umar Kayam? Dalam Buku Kedua ini Umar Kayam masih lincah meloncat dari satu tema ke tema lain tanpa meninggalkan gaya penulisannya yang kenyal dan segar-menggelitik. Konsisten dengan warna lokal Jawa yang pekat, ia tidak sampai tergelincir pada kepicikan sikap primordial.

Kumpulan tulisan Kayam yang sarat kritik sosial ini secara keseluruhan tampak sebagai ironi. "Ia menampilkan masalah, menyindirnya, dan sekaligus menyindir semua pihak yang membicarakan maupun yang mencoba memecahkannya ... Namun ia tidak menjadi liar, tidak asal lain, tidak seperti yang dituduhkannya terhadap pascamodernisme." tulis Sapardi Djoko Damono.
***



Kata Pengantar:

GLENYENGAN UMAR KAYAM
Sapardi Djoko Damono

Ketika mula-mula menerima pesanan untuk rnenulis pengantar buku kumpulan kolom
Umar Kayam ini, terus terang saya agak kaget. Judul utamanya tetap, yakni Mangan
Ora Mongon Kumpul, namun ada tambahan subjudul, yaitu 'The Legend Continuous'.
Mas Kayam, begitu saya memanggilnya, ternyata - sampai pada judul pun - suka
glenyengan. Pada suatu sore akhir bulan Januari 1994, di rumahnya di Yogya, kami
ngobrol: Mas Kayam, Mbak Yus, Ibnu, dan saya. Mas Kayam mewartakan bahwa
kumpulan kolomnya yang kedua akan terbit, dan saya dimintanya untuk menulis
pengantar.

Mangan Ora Mangan Kumpul

Judul Buku      : Mangan Ora Mangan Kumpul
Penulis             : Umar Kayam
Pengantar         : Goenawan Mohamad
Penerbit           : Grafiti, Jakarta, cet.V, 1995
Tebal               : 458 hlm
Status: NFS

****
Sinopsis: Di kemas dalam gaya seloroh, nakal dan santai kumpulan kolom Umar Kayam ini, mencuatkan sesuatu yang transendental. Teknik penulisannya pun, uniknya, mengingath kita pada Obrolan Pak Besut di RRI Yogyakarta dahulu menghadirkan sejumlah tokoh tetap, dan_ mengikat ”alur cerita” dengan warna lokal yang kental. Jika kemudian warna lokal Jawa yang agaknya harus dilihat lebih sebagai alat menyampai, kearifan dalam memandang kehidupan. Baginya, hidup adalah harmoni, dan tidak selalu hitam-putih.
Komentar Goenawan Mohamad, “Hidup, seperti yang tersirat dari tulisan Umar Kayam ini, tidak bisa dilihat secara ekstrem , banyak problem, tapi kita masih bisa selalu betah karena hidup tak pernah jadi proses yang soliter

****
Resensi:
Sayur asem, wong cilik, dan …
Susanto Pudjomartono

Umar Kayam dikenal punya pergaulan luas. Kenalannya dari kalangan atas sampai mbok-mbok penjual gudeg lesehan di Yogya. Gaya hidup guru besar UGM ini sungguh nyeniman. Pengalamannya juga sangat luas. Ia pernah menjabat Dirjen Radio, Televisi, dan Film Ketua Dewan Kesenian Jakarta dan Ketua Dewan Film Nasional. Ia pernah berperan dalam beberapa film, antara lain Karmila, Yang Muda yang Bercinta, dan sebagai Bung Karno dalam Pengkhianatan G30S-PKI. Mungkin karena itu tulisan-tulisannya terasa “kaya” dan enak dibaca. Penuh humor, tapi berbobot.