Judul: Perubahan Sosial di Yogyakarta
Penulis : Selo Sumardjan
Cetakan : Januari 2009
Tebal : 544 hlm
Ukuran : 14 x 21 cm
Harga: Rp. 80.000,00
Status: NFS
Penulis : Selo Sumardjan
Cetakan : Januari 2009
Tebal : 544 hlm
Ukuran : 14 x 21 cm
Harga: Rp. 80.000,00
Status: NFS
Deskripsi:
Buku ini adalah karya klasik dari Selo Soemardjan yang mendapat gelar sebagai “Ilmuwan Sosiologi Utama” di Indonesia. Ia mengupas perubahan sosial dan politik yang revolusioner di Yogyakarta akibat pergantian kekuasaan dari Pemerintah Hindia Belanda, kemudian Militeristik Jepang dan akhirnya Republik Indonesia. Sebagai karya yang ditulis oleh orang yang lahir, besar dan tinggal di Yogyakarta serta mengalami sendiri peristiwa-peristiwa itu membuat karyanya ini bukan saja menunjukkan sebuah kualitas kesarjanaan yang prima, tetapi juga perkisahan orang dalam yang piawai dan menukik bergaya tukang cerita (a storyteller). Secara jelas digambarkan perubahan yang berkenaan dengan administrasi pemerintahan, partai politik, pertanian-perkebunan rakyat, perkembangan teknologi, perkembangan pendidikan, kemunculan perusahaan asing dan akhirnya bagaimana semua itu merubah mentalitas masyarakat Yogyakarta dari introvert ke ekstropert, terutama sekali setelah kota kerajaan itu menjadi Ibukota Republik Indonesia pada 1946 – 1949.
Buku ini adalah karya klasik dari Selo Soemardjan yang mendapat gelar sebagai “Ilmuwan Sosiologi Utama” di Indonesia. Ia mengupas perubahan sosial dan politik yang revolusioner di Yogyakarta akibat pergantian kekuasaan dari Pemerintah Hindia Belanda, kemudian Militeristik Jepang dan akhirnya Republik Indonesia. Sebagai karya yang ditulis oleh orang yang lahir, besar dan tinggal di Yogyakarta serta mengalami sendiri peristiwa-peristiwa itu membuat karyanya ini bukan saja menunjukkan sebuah kualitas kesarjanaan yang prima, tetapi juga perkisahan orang dalam yang piawai dan menukik bergaya tukang cerita (a storyteller). Secara jelas digambarkan perubahan yang berkenaan dengan administrasi pemerintahan, partai politik, pertanian-perkebunan rakyat, perkembangan teknologi, perkembangan pendidikan, kemunculan perusahaan asing dan akhirnya bagaimana semua itu merubah mentalitas masyarakat Yogyakarta dari introvert ke ekstropert, terutama sekali setelah kota kerajaan itu menjadi Ibukota Republik Indonesia pada 1946 – 1949.
“Buku memukau “Bapak Sosiologi” Indonesia yang melahirkan sejumlah hipotesa atau suatu ulasan teori yang bersifat umum tentang sifat perubahan sosial.” Harsya W. Bachtiar (Sosiolog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar